Selasa, 14 Mei 2013

Ketika Al-Quran Merindukanmu..



Aku sangat merindukanmu, mungkinkah rinduku berbalas??


Dulu saat kau masih kecil, engkau rajiin sekali membacaku. Engkau sangat asyik dengan diriku, belajar membaca dan mempelajariku, aku sangaat senaaang. Selesai membaca engkau sering kali mencium dan memelukku.

Kini, kau tempatkan aku di tempat yang nyaman, namun itu menyiksaku karena kau jarang bercengkrama denganku. Kau lebih sibuk berlama-lama dengan handphone atau bermain facebook.

Aku benar-benar sangat irii dengan HP dan gadgetmu. Ke mana pun kau pergi, mereka selalu kau bawa. Saat di rumah pun kau asyik dan rela berlama-lama dengan mereka. Sementara aku, tetap kau abaikan. Padahal, sibuk di depan handphone atau berlama-lama main facebook belum tentu memberi manfaat dan berpahala. Ya Alloh..

Ketahuilah, saat kau bercengkerama denganku, ketika engkau berlama-lama denganku, setiap hurufku memberi satu kebaikan dan memberikan 10 kali lipat pahala walau mungkin kau tahu maknanya. Bahkan, saat kau terbata-bata untuk membaca, kau justru mendapatkan dua pahala. Pahala membacaku dan pahala karena kau kesulitan membacanya.

Siapa yang berpegang teguh kepadaku, ia tak akan tersesat. Tapi mengapa kau merasa tak bersalah saat jarang menyapaku? Kau malau bila belum membaca buku atau novel bestseller, tapi mengapa kau tak merasa malu sedikit pun belum selesai membacaku? Aku ada bukan untuk kau simpan di lemarimu, tetapi seharusnya kau simpan di hatimu. Tapi bagaimana mungkin aku bersemayam di hatimu, bila kau jarang membacaku?

Aku dipelajari bukan hanya ketika kau kecil, tetapi seharusnya setiap waktu. Mengapa? Karena aku ini pedoman hidupmu. Aku bukanlah “mainan” yang hanya kau baca saat kau kecil. Aku ada juga bukan hanya sekadar alat sumpah ketika pelantikan jabatan. Aku ada juga bukan hanya sekedar menjadi mas kawin saat kau menikah. Bukan pula hanya untuk kau ingat saat ada kematian di keluargamu.

Mengapa hidupmu kacau? Mengapa kau sering jenuh? Mengapa hidupmu sering gelisah? Mengapa kau sering berani berbuat maksiat? Mengapa kau banyak tak mengerti ketentuan Tuhanmu? Itu karena kau jarang bercengkerama denganku.

Demikianlah suratku untukmu, semoga kau mengerti keluhan dan deritaku. Sehingga kau tidak akan merugi saat kau pulang ke kampong akhirat.

Yang rindu kepadamu, Al-Quranul Karim.

Terinspirasi dari Sebuah Buku berjudul “ON” yang ditulis Pak Jamil Azzaini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar